Sulitnya Bertahan Hidup Profesi Wartawan di Lamteng

LAMPUNG TENGAH

Lampung Tengah: lampung visual.com-
Dari puluhan komentar di grup Whatsapp Jurnalis, Pemda dan DPRD, Terselip bahasa sindiran dari pemilik nama Kiki seakan-akan wartawan Lampung Tengah di anak tirikan.

Buntut dari banyak komentar menguak rasa tersisihkan dari Dinas Kominfo Lamteng. Anggaran semula di plot 30 juta setiap media online di pangkas 2 bulan dengan alasan anggaran yang tersisa tidak mencukupi.

Komentar kecil kiki wartawan online ini seakan mengutarakan rumitnya urusan hanya untuk bertahan hidup menjadi wartawan di Lampung Tengah.

“Setuju itu abang, Lampung Tengah bisa besar karena orang Lamteng, Bukan orang dari luar. Masak Lampung Tengah asli harus merasakan sulit di tanah kelahiran sendiri,”kata kiki, Selasa (31/12/19).

Baca Juga:  Membantu Masyarakat Kecil Merupakan Agenda Rutin Bambang Suryadi

Hingga pagi ini, Perang Komen antar wartawan membahas pemangkasan anggaran tersebut belum usai. Sampai Yunisa Putra gerah melihat ulah Dinas Kominfo yang terkesan nekat.

“Anggaran media cetak maupun online harus diperjelas oleh Kominfo, yang ada di Pemda, semua kan kominfo. seluruh media online dan cetak harus bersatu dulu,”kata Yunisa.

Yunisa sebagai anggota dewan merasa wartawan Lamteng harus dibantu,” sebagai mitra yang ada di DPRD berhak membantu. Karena media alat untuk percepatan perkembangan dan kemajuan Kabupaten beguwai jejamo wawai ini, “tegasnya.

Yunisa bersama anggota dewan yang lain minta kejelasan dan data-data yang betul-betul hak Nya media, Jangan Maju di berita yang bagus-bagus terus. tapi media nggak ada perhatian Nya…ini periuk mereka,”tegas Yunisa.

Baca Juga:  DPC PDIP Lamteng Nyatakan Berkas Musa-Ardito Lengkap

Sebelumnya diberitakan juga, Ketua LSM Basmi Lamteng juga mengecam keras ulah yang dilakukan oleh Dinas Kominfo Lampung Tengah yang telah memangkas anggaran media Online.

Lembaga Swadaya Masyarakat Barisan Muda Indonesia (LSM Basmi) Lampung Tengah juga mengecam pemangkasan anggaran yang dilakukan Diskominfo secara sepihak dalam pencairan akhir tahun 2019.

Ketua Basmi Lamteng Abdul Razak mengatakan, bahwa Diskominfo Lamteng tidak transparansi dalam pengelolaan anggaran. Hingga menimbulkan polemik di kalangan media.

“Seharusnya Diskominfo transparan. Kemana anggaran senilai Rp 7 miliar lebih itu. Kok tiba-tiba sudah habis di akhir tahun, ini anggaran kemana ? Bahkan tahu-tahu habis dan tidak cukup untuk memenuhi kuota pembayaran media yang ada. Harusnya kan sudah di ploting sesuai dengan kebutuhan,” ucapnya.

Baca Juga:  Komisi III Akan Panggil Satuan Kerja yang Terkait Keluhan Pedagang Di Plaza Bandar Jaya

Hingga berita ketiga ini diturunkan, Tidak satupun pihak dinas Kominfo Lamteng berkenan memberikan tanggapan terkait keluh kesah wartawan setempat.
Penuli: (iswan)
Editor: Basri

 1,617 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.