Bertemanlah Dengan Hati

Bertemanlah Dengan Hati
Foto kiri saat Budisantoso Budiman (kedua kiri) dan Kepala LKBN Antara Biro Lampung, Hisar Sitanggang (kanan), menerima anjau silau Relawan DKI Lampung dipimpin oleh Sekretaris Harian Relawan DKI Lampung Ary Meizari Alfian (kedua kanan), di kantor LKBN Antara Biro Lampung, Jl Abdi Negara, Gulak Galik, Telukbetung, Bandarlampung, Kamis (1/8/2019). | Kolase CollageMaker/Pustaka Labrak/Relawan DKI Lampung/Muzzamil
PROFIL & SOSOK

BANDARLAMPUNG, (LV)
Saat artikel ini mulai ditulis saat jarum jam menunjukkan kuarsa 13.02 Waktu Indonesia Barat, Kamis terik (30/12/2021) di lokasi penulisan, setara 35 jam sebelum tiba momen pergantian tahun Masehi ini, narasi reflektif-kontemplatif nan sederhana, lugas nun ‘waw’ dibunyikan oleh salah seorang jurnalis senior Bumi Ruwa Jurai Lampung, Budisantoso Budiman.

Narasi kontemplatif setotal 67 suku kata itu diudarakannya melalui beranda akun media sosialnya, Kamis pagi, sekira 5 jam sebelum.

Yang menarik, dari sedikitnya lima poin pesan solidaritas wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara itu, ada satu kalimat yang mampu menyihir belalak mata. Yakni, soal pesan yang bagi sementara orang biasa saja, di saat yang sama bagi sementara orang lainnya, justru itu luar biasa. Soal relasi sosial. Soal apa itu memaknai sebuah hubungan pertemanan.

“Selamat pagi,” sapa Budisantoso Budiman.

“Tetap optimis di penghujung 2021 menatap 2022. Terus berkarya yang terbaik,” ujar pria peniti karir jurnalistik sejak jadi wartawan pers kampus SKM “Teknokra” Universitas Lampung (Unila), dua warsa sejak studi di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Unila, tahun 1986 hingga dia lulus tahun 1992 ini.

Baca Juga:  Dunia Usaha Kuat, Lampung Berjaya, Menuju Indonesia Maju, Tema Musprov Apindo 2021

Mas Budi, sapaannya, berpesan kepada siapapun warganet, cari sebanyak mungkin sahabat. “Rengkuh sebanyak mungkin sahabat. Dekatkan. Jauhi pertikaian dan permusuhan. Hidup adalah persaudaraan, solidaritas, dan kebersamaan. Tak terputus silaturahmi. Tak lupa diri,” pesan Budi.

Melanjut pesan, Budisantoso Budiman yang tiga tahun lebih bertugas sebagai Kepala Perum LKBN Antara Biro Sumatera Selatan, medio November 2008 hingga Maret 2012 ini bilang sepatutnyalah para warganet, tak berteman hanya karena kepentingan.

“Tak berteman hanya karena kepentingan. Bertemanlah dengan hati. Jadilah sahabat sejati dan teman dalam suka dan duka,” ujar pria yang di akhir 90-an pernah melanglang buana ke Negara Anak Benua, julukan unik negara India, saat dia mukim studi di Indian Institute of Mass Communication (IIMC) New Delhi, hingga beraih jua India Diploma (non degree) Development Journalism.

Editor Perum LKBN Antara Biro Lampung sejak Maret 2012 hingga kini, plus salah satu redaktur Redaksi Polhukam, Redaksi Perum LKBN Antara ini, tak lupa menyelia wanti bijak, lazimnya situasi pandemi belumlah pergi beranjak, ujung unggahan reflektifnya.

Baca Juga:  Kiprah Perdana Putri Novalia, Gabung Baksos Perdana Ramadan Peduli Bravo Lima

“Teruslah jaga prokes. Jangan abai, karena pandemi belum lagi usai. Salam sehat dan bahagia buat semua sahabat,” pungkas dia.

Urusan pertemanan, Perum LBKN Antara yang terpantau juga terus melakukan upaya reaktualisasi jenama diri (rebranding) dari sekadar kantor berita milik negara –berusia 84 tahun sudah kini, menjadi korporat pelat merah media massa konvergen penyedia layanan komunikasi dan media terintegrasi kini kedepan, seperti Dirut LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat sebut pada KTT Media Dunia inisiasi Kantor Berita China Xinhua, 22 November 2021 lalu, juga terus pererat sinergi internasional dengan 200-an media asal negara ASEAN, Asia Timur, Eropa, Timur Tengah, bahkan Amerika Latin.

Budisantoso Budiman sendiri, alumni SMA Negeri 3 Bandarlampung, ayah Yondi dan Fiekha ini, diketahui dan juga terpantau aktif berkawan, berteman, bersahabat, memupuk merawatnya, dengan pelbagai orang dari multi latar belakang.

Baca Juga:  Andi Desfiandi, Ary Meizari, dan Reza Berawi, Pandu Baksos PBL Lampung Pulau Pasaran

Mas Budi, salah satu penulis buku “Merajut Jurnalisme Damai di Lampung” terbitan Desember 2012 silam ini, namanya relatif harum di jejaring aktivis prodemokrasi, pegiat/komunitas literasi dan jurnalisme warga, aktivis penggerak pemberdaya lingkungan hidup, kalangan kampus, hingga para tunas bangsa peminat segala sesuatu hal tentang jurnalisme, di Lampung bahkan Tanah Air.

Salah satu memoar progresif Mas Budi ini, kala terlibat sebagai salah satu narasumber FGD DKI Lampung, panitia ad hoc barisan elemen sipil Lampung pejuang pengusulan Lampung sebagai bagian spasial Sumatera bagian timur, sebagai alternatif lokasi ibu kota negara (IKN) baru pusat pemerintahan pengganti DKI Jakarta kurun 2017-2019 lalu. [red/Muzzamil]

 521 kali dilihat

Tagged