Deni PVMBG: Erupsi GAK Aman Bagi Warga Pesisir Banten, Deni FRB: Monitor

Deni PVMBG: Erupsi GAK Aman Bagi Warga Pesisir Banten, Deni FRB: Monitor
Ki-ka: Ketua FRB Lampung Deni Ribowo, dan Kepala Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Anak Krakatau, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM); Deni Mardiono. | Kolase GridArt/dok/Muzzamil
PROFIL & SOSOK

Deni PVMBG: Erupsi GAK Aman Bagi Warga Pesisir Banten, Deni FRB: Monitor
BANDARLAMPUNG, (LV)
Kepala Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Anak Krakatau, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM); berkedudukan di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten; Deni Mardiono mengafirmasi soal kekhawatiran warga pesisir Banten yang sempat dihebohkan suara gemuruh imbas dari adanya peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) belakangan ini.

“Untuk saat ini bagi masyarakat Banten dan sekitarnya masih aman dari letusan Gunung Anak Krakatau, karena jarak dari bibir pantai ini kurang lebih 42 kilometer. Jadi, aman dari letusan Anak Krakatau,” ujar Deni Mardiono melalui keterangan tertulisnya, pada Sabtu 23 April 2022.

Diinformasikan, berdasar hasil pantauan, GAK di Selat Sunda yang per geografis berada di pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia serta masuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan ini sedang mengalami peningkatan aktivitas sejak 15 April 2022 hingga saat ini.

“Dari rekaman seismik GAK, kegempaan GAK tercatat letusan lurus dengan overkill dengan metode maksimum 55 milimeter. Penyebabnya, adanya kegempaan sebelum 15 April 2022 dan berakibat akan terjadinya erupsi yang terus-menerus,” info Deni.


Diakui, pihaknya juga menerima laporan adanya debu vulkanik. Dia tak menampik pada 21 April 2022 lalu hujan abu vulkanik bahkan dirasakan hingga pos pengamatan.

Baca Juga:  Jul Efendi Syarif: Ambil Hikmah Qurban, Tingkatkan Imtak, Bantu Korban COVID-19

Saat ini imbuhnya, dari pantauan CCTV dan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hembusannya itu terpantau bergerak menuju arah barat daya.

Diketahui, suara gemuruh berasal dari GAK terdengar jelas hingga radius di beberapa daerah terutama wilayah Cinangka hingga pesisir selatan Pandeglang, Banten.

Imbasnya, warga masyarakat terutama pemukim pesisir khawatir gusar. Pasalnya, bunyi gemuruhnya menggelegar dan bikin rumah-rumah penduduk sampai bergetar.


Sadar warga was-was, Deni pun meminta masyarakat untuk tetap tenang. Dia bilang gemuruh jelas terdengar itu hal yang wajar.

“Setiap kali ada letusan GAK yang overkill atau besar pasti dibarengi suara dentuman atau gemuruh. Warga diminta menghindari berada dalam jarak 2 km dari kawah. Jadi masyarakat tak perlu khawatir, sekali lagi tetap tenang tetap beraktivitas biasa, turuti arahan pemerintah setempat,” jelasnya.

Dari data laman Magma Indonesia PVMBG, tercatat selama April 2022 GAK terpantau mengalami 14 kali erupsi: tiga kali pada 15 April, satu kali (17 April), lima kali (18 April), satu kali (21 April), dan empat kali (22 April).

Olah data, selama kurun Januari-April 2022, GAK sudah alami 39 kali erupsi, terbanyak di antara gunung api aktif di Indonesia. Namun aktivitas kegempaan GAK pada April ini masih lebih rendah dibanding Maret lalu.

Baca Juga:  Dilantik, 43 DPD-DPC MASATA se-Indonesia, 7-9 Oktober Lampung Tuan Rumah FGD Kemenparekraf-MASATA

Hingga kini, GAK berstatus WASPADA (Level 2). Daerah berbahaya tidak boleh didekati oleh masyarakat maupun wisatawan berada dalam 2 km dari kawah gunung api tersebut.


Dari pulau seberang, Ketua Forum Relawan Bencana (FRB) Lampung, Deni Ribowo turut menghembuskan napas waspada.

Menanggapi dari Bandarlampung, pada Sabtu malam, pimpinan organ payung elemen masyarakat sipil pelini fokus upaya penanggulangan, pengurangan bencana dan risiko bencana, dan pengarusutamaan manajemen kebencanaan di Lampung ini, tiada bosan mengajak rakyat setempat melatih sense of early warning system, kewaspadaan dini, termasuk terkait erupsi GAK ini.

“Warga Lampung terutama area terdekat mesti senantiasa waspada, jangan panik, jangan abai, jangan ikut-ikut sebarkan kabar bohong, berita palsu dan informasi yang belum teruji kebenarannya yang malah justru bisa membahayakan diri kita sendiri,” ujar Deni Ribowo mewanti, didampingi ketua harian Aris Suryono (IOF Rescue Lampung), dan sekretaris Estining Gustina (FRRL).

Deni menyebut pihaknya intens memonitor dinamika lapangan bersama pihak terkait.
“Mari pantau bersama dari aplikasi digital siaga bencana milik pemerintah, swasta, lembaga tepercaya lainnya. Seperti, aplikasi penyaji informasi dan rekomendasi quasi real-time kebencanaan geologi di Indonesia yaitu Magma Indonesia, Info BMKG, Siaga Bencana dan First Aid dari PMI, RRI Play, aplikasi walkie-talkie Zello, dan juga dari media massa,” saran dia.

Baca Juga:  Selamat Hari Ibu, Perempuan Berdaya Indonesia Maju

“Kami respek, terima kasih atensi rekan-rekan media massa di Lampung yang tiada putus beri informasi terbaru seputar erupsi Gunung Anak Krakatau ini. Apalagi ini mulai ramai arus mudik lebaran dari dan ke Jawa dan Sumatera,” ujar anggota Komisi V DPRD Lampung tersebut, takzim.


Imbuhan informasi, adapun, tergabung FRB Lampung, diantaranya Deni Ribowo (DRB) Care Relawan Kesehatan, Forum Rescue dan Relawan Lampung (FRRL), Indonesia OffRoad Federation (IOF) Rescue Lampung, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Lampung, Kwarda Gerakan Pramuka Lampung, Pendaki Indonesia Lampung Sai, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Lampung, Suzuki Club Reaksi Cepat Lampung, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Lampung, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Daerah Lampung, Wahana Pecinta Alam (Watala), Vertical Rescue Indonesia Lampung (VRI) Lampung, dan lainnya. [red/Muzzamil]

Youtube:Lampungvisual.com

 396 kali dilihat