Frans Sartono Isi Workshop Pra TAF Ke-7

Frans Sartono saat paparkan kerja-kerja wartawan seni dan budaya pada workshop komunikasi dan publikasi Pra Tubaba Art Festival yang ke-7. (IST)
TULANG BAWANG BARAT

Tulang Bawang Barat, Lampungvisual.com – Frans Sartono  salah satu wartawan senior yang sempat meledak menemani Jan Djuhana melalui karya tulis berjudul Di Balik Bintang, ikut serta berbagi ilmu dan pengalaman dalam kegiatan Workshop Komunikasi dan Publikasi Pra Tubaba Art Festival yang ke-7.

Kehadiran Frans Sartono pada kegiatan itu cukup interaktif, dirinya mengatakan Seni dan budaya merupakan suatu kesinambungan yang tidak terpisahkan, dimana dua elemen itu merupakan kesatuan dari landasan setiap daerah untuk menunjukkan entitas setiap keberagaman.

” Seni dan budaya merupakan hal yang tidak terpisahkan. Seni adalah produk dari kebudayan, jadi dua hal itu adalah kesinambungan entitas untuk menunjukkan identitas masing-masing daerah,” kata Frans dikutip saat mengisi Workshop Pra Tubaba Art Festival yang ke-7. Selasa, (25/07/2023).

Baca Juga:  Zieka band kembali rilis single baru

Frans juga menjelaskan bagaimana peran pers dalam ikut serta mendongkrak kegiatan pekerja seni untuk hal menyebarluaskan informasi kepada khalayak umum agar mudah dimengerti.

” Kita (pers) harus menyajikan karya tulis yang sebisa mungkin gampang dimengerti untuk para pembaca. Karena kita merupakan penghantar pesan melalui setiap karya-karya pekerja seni. Buatlah yang membaca melalui tulisan kita paham apa maksud dari setiap karya, tapi kita harus objektif tidak hanya menjadi corong saja,” ujarnya.

Senada dikatakan Ketua PWI Tubaba, Dedi Priyono, keberadaan masing-masing individu khususnya (pers) terbilang menjadi tombak utama untuk sarana promosi dan menyebarluaskan informasi apa yang dimiliki suatu daerah hingga keseluruh penjuru.

Baca Juga:  Grup Angklung Pikir Keri Siap Hibur Warga Tubaba Dan Sekitarnya

” Komunikasi dan Publikasi itu penting, sebab tidak dapat dipungkiri, banyak sekali kegiatan sebelumnya yang minim komunikasi, sehingga minim pula publikasi. Saya berharap untuk semua OPD atau instansi lainnya dan wartawan agar bisa terus berkolaborasi kedepannya, dan kawan-kawan yang mengikuti workshop tolong pahami apa itu komunikasi dan apa itu publikasi,” imbuhnya.

Disisi lain, selaku Direktur Sekolah Seni Tubaba, berharap pada lokakarya (Workshop) “Komunikasi dan Publikasi Festival” bisa menjadi ruang pertemuan bagi dua unsur yang saling berkaitan. Pemda sebagai penanggungjawab program dan wartawan sebagai penerus informasi.

” Pada akhir workshop diharapkan para peserta dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) bisa melakukan kerja kehumasan dengan baik, di sisi lain para pewarta bisa meningkatkan kapasitas di dalam penulisan kegiatan seni dan kebudayaan,” ucapnya

Baca Juga:  Di Usia ke-8 Tubaba Menatap Masa Depan

Untuk diketahui Tubaba Art Festival sendiri merupakan agenda rutin sekolah seni Tubaba dan akan memasuki tahun ke-7 penyelenggaran pada 27-29 Juli 2023 sebagai hari puncak kegiatan dengan payung tematik “Diri dan Ruang (Self/Space)” dengan subtema: “Bermuka-mukaan di ruang tengah (Interface of The Living Room). (R/YP)

 484 kali dilihat

Tagged