Oleh : Alda Yanti, NPM : 2054201002,
Program Studi Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Kotabumi
Perkembangan teknologi yang semakin maju, memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi tentang dunia kesehatan. Berkembangnya pengetahuan masyarakat di dunia kesehatan, mendorong masyarakat untuk bergaya hidup sehat.
Gaya hidup sehat dimulai dari mengkonsumsi makanan dan minuman sehat. Makanan sehat yang populer saat ini adalah makanan organik. Istilah makanan organik digunakan untuk menggambarkan makanan yang berasal dari tanaman yang tumbuh tanpa menggunakan bahan kimia buatan, dan makanan yang berasal dari hewan yang dibesarkan tanpa hormon atau antibiotik. Makanan yang genetiknya telah dimodifikasi tidak dapat disebut organik (American Cancer Society).
Salah satu makanan organik yang populer dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah beras. Beras organik memiliki harga yang lebih mahal apabila dibandingkan dengan beras non organik. Hal tersebut menyebabkan beras organik hanya dikonsumsi oleh kalangan menengah keatas. Tingginya harga beras organik disebabkan cara perawatan yang berbeda dengan beras non organik dan supply beras organik yang masih terbatas, karena produsen beras organik tidak sebanyak produsen beras non organik.
Petani masih memilih membudidayakan padi non organik dibandingkan padi organik karena jumlah produksi padi organik lebih kecil dibandingkan dengan jumlah produksi padi non organik (Nirmagustina dan Handayani, 2019). Selain itu proses sertifikasi organik cukup mahal dan hanya berlaku selama satu tahun, sehingga petani harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit setiap tahunnya.
Dalam rangka mengembangkan pertanian padi organik, pemerintah memberikan beberapa program bantuan untuk petani padi organik. Bantuan-bantuan tersebut berupa : (1) benih padi sebanyak 25 kg/ha, (2) pupuk organik non subsidi berupa paket bantuan sebanyak 500kg/ha, (3) biopestisida, dan (4) sarana pembuatan pupuk hayati dan pestisida nabati.
Program bantuan yang diberikan pemerintah bertujuan untuk mendukung peningkatan produksi, produktivitas, mutu, nilai tambah, dan pendapatan petani padi organik (Kementerian Pertanian, 2020).
Sertifikasi organik untuk produk pertanian sangat diperlukan agar konsumen meyakini bahwa produk pertanian yang dijual merupakan produk organik.
Biaya sertifikasi organik berkisar antara belasan hingga puluhan juta, tergantung dengan kondisi lahan, kebun, dan pertaniannya. Mahalnya biaya sertifikasi organik tersebut yang mengurangi minat petani untuk mendapatkan surat pengakuan organik. Proses sertifikasi organik didasarkan pada proses produksi produk pertanian organiknya itu send iri, bukan berdasarkan hasil akhirnya.
Semua lapisan masyarakat berhak mengkonsumsi makanan sehat yaitu beras organik.
Namun, mahalnya proses sertifikasi dan proses produksi beras organik mengakibatkan harga beras organik tinggi. Hal tersebut mengakibatkan hanya kalangan menengah keatas saja yang dapat mengkonsumsi beras organik. Adanya bantuan pemerintah diharapkan mampu meningkatkan produksi padi organik,sehingga harga jual beras organik dapat lebih murah.
Selain itu perlu adanya evaluasi proses sertifikasi organik baik secara proses maupun secara biaya. Para petani padi organik dapat membentuk kelompok untuk melakukan sertifikasi organik secara berkelompok, sehingga biaya sertifikasi dapat ditanggung bersama dengan urunan. Instansi pemerintah diharapkan dapat memfasilitasi proses sertifikasi organik, agar biaya sertifikasi menjadi lebih murah dan petani lebih terbantu dalam mempersiapkan dokumen-dokumen pendukung serta proses yang harus dilalui.
Dengan meningkatnya produksi dan berkurangnya biaya sertifikasi organik, maka diharapkan harga beras organik akan lebih murah dan data dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
374 kali dilihat
