Memeh Pahlawan Hidupku

BERITA PHOTOLAMPUNG UTARAPROFIL & SOSOK

Lampung Utara:lampung visual.com-
Maryati, begitulah nama lengkap perempuan yang kuanggap sebagai pahlawan di hidupku. Beliau lahir di Kotabumi pada tanggal 1 februari 1961. Menikah dengan seorang laki-laki yang penuh dengan tanggung jawab, dia yang kini adalah kepala keluarga sekaligus ayah yang sangat ku hormati dan hargai.

Perempuan baya yang biasa kusapa Memeh di dalam rumah yang penuh dengan kedamaian itu kini telah menjadi yatim piatu. Kakek dan Nenek, yang merupakan orangtua Memeh telah kembali pada sang maha pemilik hidup. Sungguh bangga aku ketika melihat airmata yang menyudut di kelopak indahnya terbias rasa keikhlasan setelah ditinggal oleh kedua orangtua tercinta. Memeh adalah sosok wanita yang tegar dalam menghadapi segala masalah. Tidak pernah lelah untuk mendidik dan merawat anak-anaknya.

Dia bahkan tidak peduli seberapa lelah dan seberapa banyak keringat yang ia kucurkan hanya demi untuk membahagiakan anak-anaknya. Teringat ketika ia berjuang keras untuk menyekolahkan aku di tingkat tinggi dengan penuh pengorbanan, aku rasakan pengorbanan yang begitu luar biasa dari sosok Memeh selama ini. Terkadang aku khilaf dan tidak sadar menyakiti perasaannya, namun Memeh hanya sabar dan selalu memaafkan kesalahan anaknya. Begitulah Memeh di mataku.

Baca Juga:  Pemkab Lampura Apresiasi Bonzaivaganza

Memeh bukan tipe wanita yang suka bermanja-manja pada suami, dan bukan tipe yang selalu bergantung pada Ayahku. Bukan pula tipe wanita yang hanya bersantai-santai di rumah. Tapi Memeh adalah wanita yang pekerja keras, yang selalu menyempatkan waktu dengan kesibukan apapun, tentunya kesibukkan untuk membantu Ayah mencari nafkah dan rezeki untuk menghidupi anak-anaknya.

beliau pun bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sekarang menjadi kepala sekolah di SDN 2 Penagan Ratu Kecacatan Abung Timur. Meski demikian, Memeh juga tidak pernah lupa akan kewajibannya sebagai Ibu Rumah Tangga, Memasak untuk suami dan anak-anaknya, membereskan rumah, mencuci baju, dan pekerjaan lain yang tentunya tidak pernah dilalaikannya walaupun sekarang beliau dalam keadaan sudah tidak segagah dulu.

Baca Juga:  H-1 Menjelang Idul Fitri, Polres dan Kodim 0412 Lampura gelar Razia Prokes

Setiap malam selalu kudapatkan memeh tengah berdoa dalam shalat tahajudnya, bahkan aku sempat melihat air mata menetes di pipinya. Entahlah, aku tak tahu pasti apa yang tengah didoakannya, yang pasti dia tengah mendoakan anak-anaknya agar kelak menjadi anak yang berguna, dan bisa membahagiakannya.

Memeh pula tidak pernah berhenti untuk selalu mengingatkanku tentang kewajibanku sebagai seorang muslim; sholat lima waktu, puasa senin kamis, sholat sunnah, itu selalu diingatkannya ketika aku jauh darinya. Dia selalu menyemangatiku di balik kata-katanya
“ Nak, teruslah berjuang demi menggapai masa depanmu, memeh hanya bisa berdoa untuk kesuksesanmu.” Aku selalu ingat kata-kata itu. Mungkin itu adalah harapan memeh kepadaku, agar aku menjadi orang sukses dan bisa membahagiakannya.

Baca Juga:  Gempa bumi dengan kekuatan 4.4 SR Guncang kabupaten Lampung Utara

Kini, Aku sendiri tahu bahwa yang diinginkan Memeh hanyalah satu, yaitu bisa melihat anak-anaknya kelak berbahagia, dengan sebongkah harapan yang dapat dicapainya. Aku selalu melihat doa-doa yang terpancar ketika melihat wajah Mama yang lusuh. Doa-doa itu ia berikan untuk anak-anaknya.

Dan ketika aku melihatmu, Memeh, hanya doa dalam hati yang dapat kupersembahkan. Tapi doa ini tulus untuk mu. Seperti beliau yang tidak pernah lupa untuk mendoakan aku. Di mana ada memeh, aku yakin, di situ pula tersimpan doa-doa sederhana yang akan indah pada waktunya.
Penulis: (Andrian Folta)

 2,107 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.