Produktifitas Gabah di Lampura Capai 9.420 Ton

Produktifitas Gabah di Lampura Capai 9.420 Ton
LAMPUNG UTARA

Lampung Utara, lampungvisual.com
Masyarakat Kabupaten Lampung Utara berharap irigasi dapat dialiri air Way (sungai) Rarem, sehingga dapat mengaliri areal persawahan warga. Pasalnya, para petani yang berada di aliran irigasi akan memasuki masa panen, kurang dari satu bulan kedepan.

Adanya dampak el-Nino air berasal dari curah hujan tidak ada. Sehingga petani juga melakukan langkah dengan mensiasati masa tanam melakukan percepatan tanam dibulan juni dan juli, sehingga agustus dan september hanya sedikit yang tanam menyebabkan gagal panen, bagi masyarakat yang beraktivitas di areal persawahan sekitar aliran irigasi Way Rarem.

Baca Juga:  Kapolres Lampura Gelar Coffee Morning Bersama Wartawan Menuju Pemilu Damai

“Seperti di Kecamatan Abung Semuli, Abung Timur dan lainya. Sebab, tidak ada hujan sehingga dapat mengurangi hasil panen,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (DTPH) Lampura, Tommy Suciadi beberapa waktu lalu.

Dari informasi yang didapatnya dilapangan, menurut Tommy setidaknya petani disana membutuhkan pasokan air dari saluran irigasi sekitar 20 hari – satu bulan kedepan.

Dalam menghadapi musim panen, diperiode bulan September 2023. “Untuk bulan Agustus (gadu), produktivitas kita mencapai 9.420 ton gabah kering giling (GKG). Dengan rata – ratanya 5 ton GKG/Ha,” tetangnya.

Baca Juga:  Tiga Dosen FHIS UMKO berkontribusi dalam buku " Segi Hukum terhadap Implikasi Covid 19 di indonesia".

Dia menjelaskan el – Nino atau kemarau panjang tidak berdampak pada luas tanam padi musim gadu tahun ini. Pihaknya mencatat priode Agustus 2023 mencapai 1.884 Ha, karena dibantu dengan irigasi (Way Rarem).

“Mudah – mudahan ini akan terus bertambah, asalkan tadi. Aspirasi petani terhadap aliran irigasi dapat terpenuhi,” tambahnya.

Menyoal pengaruh el-Nino terhadap produktivitas padi atau kegagalan masa panen, dia berujar tidak terlalu berdampak kepada petani. Sebab, sebagian besar areal persawahan berada di sekitar waduk atau aliran bendungan. Seperti Way Rarem misalnya, sehingga tidak terjadi kekurangan pasokan air (sawah).

Baca Juga:  Ketua SMSI Lampura Kecam Sikap Arogansi Pada Oknum Wartawan Hendak Konfirmasi

“Untuk bantuan, daerah kita sebenarnya telah banyak mendapatkannya. Seperti misal sumur bor dan pompa, yang sebagian besarnya diakomodasi dari jalur aspirasi Anggota DPR-RI. Sementara untuk kabupaten tidak ada, karena terkendala,” pungkasnya.

(Andrian Folta)

 202 kali dilihat