Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Bupati Muda 32 Tahun Pimpin Apkasi 2021-2026

Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Bupati Muda 32 Tahun Pimpin Apkasi 2021-2026
(Bupati Dharmasraya, Sumatera Barat, Sutan Riska Tuanku Kerajaan, terpilih sebagai Ketua Umum Apkasi 2021-2026 dalam Munas V Apkasi yang digelar hybrid luring-daring, dipusatkan di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Jumat (26/3/2021). | Kolase Collage Maker/Release Dharmasraya)
PROFIL & SOSOK

Sebelum jadi bupati, selain latar pengusaha, Wakil Direktur Roembay Plaza dan Direktur PT Putra Rumbai Mandiri, suami Dewi Lopita Sari, ayah Sutan Muhammad Athar itu juga Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Dharmasraya. Hobi bela diri karate, Sutan yang juga seorang raja Kerajaan Koto Besar ini, aktif jadi Ketua Pengurus Daerah Karate Shotokai Provinsi Sumatera Barat.

Dharmasraya sendiri, yang berjuluk Ranah Cati Nan Tigo, per historis kawasan pernah berdiri sebuah Kerajaan Melayu beribu kota Pulau Punjung. Dharmasraya, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 38/2003, merupakan pemekaran dari Kabupaten Sijunjung.

Baca Juga:  Universitas Lampung Akan Nobati Doktor Kehormatan untuk Walikota Herman HN dan Etnomusikolog Australia Margaret Kartomi

Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat pidato pembukaan munas, mengingatkan jajaran pemda untuk tidak lengah dan tetap menjaga kewaspadaan, meskipun beberapa waktu ke belakang kasus konfirmasi positif COVID-19 harian di Indonesia relatif menurun, sebagai dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat dan vaksinasi massal.

“Penurunan kasus harian sebagai dampak PPKM berskala mikro dan vaksinasi massal jangan sampai menghilangkan kewaspadaan dalam menangani penyebaran virus korona,” tegas Presiden.

“Tugas kita dalam penanganan pandemi COVID-19 ini belum berakhir, belum selesai. Risiko penyebaran COVID-19 ini masih ada. Jangan merasa (kasus harian) sudah turun 5.000-an langsung kewaspadaan kita menurun. Hati-hati,” wantinya, menegaskan dia selalu memantau perkembangan kasus pandemi dan kondisi ekonomi di tiap daerah.

Baca Juga:  Dian Sastro: 7-11 September ke Borobudur, Kita Hadiri Festival Indonesia Bertutur Yuk!

Penanganan pandemi, lugasnya, erat kaitan dengan pemulihan ekonomi wilayah di mana keduanya harus berjalan beriringan secara seimbang. Ada satu waktu dimana butuh ada pengetatan dari sisi kesehatan.

Apabila penyebaran sudah relatif terkendali, perlahan fokus pembukaan sektor ekonomi untuk mengupayakan pemulihan ekonomi yang terdampak. Namun, dua hal ini harus bisa dicermati dengan baik pelaksanaannya. “Dicek betul, lihat kasus naik atau tidak. Begitu naik, harus ada kebijakan yang cepat. Misalnya begitu buka pasar, COVID-nya naik dua kali, stop. Kalau tidak (stop), COVIDnya tidak dapat (kasus naik terus), ekonomi juga tidak dapat (ekonomi turun terus). Hati-hati karena ini berhubungan,” beber Presiden.

 967 kali dilihat

Tagged