Sebagai orang yang besar di lingkungan pesantren dan NU, lanjutnya, tentu Gus Dur menjalankan prinsip Islam yang peduli kemanusiaan dengan menuangkannya dalam kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Terima kasih BP2MI yang telah menjadikan Gus Dur sebagai inspirasi, semoga kita terus melakukan upaya perlindungan bagi pekerja migran kita,” takzim istri dari Dhohir Farisi itu.
Unggahan Yenny, menggenapi sambutannya terharu saat peresmian. “Saya mewakili keluarga besar mengucapkan terima kasih kepada jajaran BP2MI, khususnya Kepala BP2MI. Saya merasa terharu sekali, karena memang persoalan PMI ini sangat dekat dengan Gus Dur dan keluarganya,” ujarnya, disitat dari laman resmi BP2MI, diakses di Bandarlampung, Selasa malam.
Mengistilahkan ikhtiar BP2MI itu, “suatu hal yang baik”, Yenny berkisah bahwa dulu Gus Dur seorang PMI saat masih kuliah di luar negeri. “Beliau berusaha mendapatkan penghasilan, karena beasiswanya hanya cukup untuk biaya kuliah. Untuk itu, hal ini merupakan suatu hal yang sangat baik.”
Bukan hanya pada penyematan nama, lugas Yenny. “Tetapi ini niatan baik dari jajaran BP2MI yang ingin memberikan perlindungan kepada PMI melalui penghormatan nilai-nilai kebaikan dan jiwa manusia,” papar pembina ormas Barisan Kader (Barikade) Gus Dur ini, juga jebolan S2 Harvard Kennedy School of Government di bawah beasiswa Mason, AS.
Klik Halaman Berikutnya Untuk Lanjut Membaca