Kesempatan yang sama, kepada Yenny yang pernah didapuk jadi Stafsus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lalu mengundurkan diri dan pada era periode kedua pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin Januari 2021 ini genap setahun keputusannya menerima pinangan Menteri BUMN Erick Thohir jadi Komisaris Independen Garuda Indonesia demi bisa menyuarakan aspirasi publik, menghadirkan perspektif terciptanya tata kelola perusahaan lebih baik itu, sambutan Benny kontemplatif.
Mengambil momen Harlah ke-95 NU, Benny –mengingatkan kita lagi dengan menyebut Gus Dur guru bangsa, yang berkontribusi pada sejarah pembelaan terhadap PMI. “Nahdhatul Ulama melahirkan tokoh-tokoh besar yang memiliki peran dan kontribusi besar bagi Indonesia, salah satunya Guru Bangsa, tokoh yang memiliki keberpihakan bagi wong cilik, rakyat jelata, kaum tertindas, kaum minoritas dan kaum lemah, yakni KH Abdurrahman Wahid,” jelasnya, peresmian di bawah pandu ketat protokol kesehatan cegah kendali COVID-19, hari Minggu itu.
Gus Dur, tutur tokoh Bolaang Mongondow nun kelahiran Bandung 3 Maret 1968 itu, memiliki sejarah pembelaan terhadap PMI, sebelumnya TKI (Tenaga Kerja Indonesia). “Gus Dur mengajarkan kepada kita semua bahwa perlindungan tidak cukup dengan retorika, namun yang paling penting adalah tindakan nyata,” ujarnya.
“Ketika masih hidup, Gus Dur selalu hadir dan menjadi tumpuan harapan bagi para PMI dan keluarganya yang kerap kali mengalami ketidakadilan dan ketidakberpihakan,” kata mantan Wakil Sekretaris Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Manado (1993-1994), dua periode Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Manado 1994-1997 dan 1997-1999 ini.
Klik Halaman Berikutnya Untuk Lanjut Membaca