Oleh-Oleh Munas ASTINDO Bandung: Travel Agent Harus Kreatif, Kawal Tuntas Bangkit dan Pulihkan Pariwisata Indonesia

Oleh-Oleh Munas ASTINDO Bandung: Travel Agent Harus Kreatif, Kawal Tuntas Bangkit dan Pulihkan Pariwisata Indonesia
Poster digital ucapan selamat terpilih kepada Ketua Umum DPP ASTINDO 2021-2025, Pauline Suharno. | Facebook/ASTINDO
BANDAR LAMPUNGPROFIL & SOSOK

Bandar Lampung, (LV) —

Forum konsolidasi tertinggi, Musyawarah Nasional (Munas) V Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO), yang berlangsung secara hybrid, diikuti 100 peserta luring dan 300-an peserta daring utusan dari DPP dan 23 DPD ASTINDO se-Indonesia, dipusatkan di Amartapura Grand Ballroom el Hotel Royale, Jl Merdeka Nomor 2, Kelurahan Braga, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/6/2021), usai sudah. Sukses.

Sukses gelaran, sukses pula agenda memilih ketua umum (ketum) baru, membahas dan menetapkan program kerja kepengurusan DPP ASTINDO periode 2021-2025.

Dimana, calon tunggal hasil penjaringan sejak sosialisasi-pendaftaran daring bakal calon balon ketum 10-24 Mei 2021 dibuka, dilanjut verifikasi balon memenuhi syarat oleh tim verifikator, kemudian hasilnya telah pula disampaikan kepada seluruh anggota asosiasi melalui DPD masing-masing, lalu seluruh unsur pemilik hak suara secara bulat mengajukan sang pemilik nama, kini telah dapat langsung tancap gas mulai bekerja.

Ialah Pauline Suharno, Ketum terpilih DPP ASTINDO 2021-2025, penilik nama calon tunggal itu. Ia Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP ASTINDO 2016-2021 pendamping Elly Hutabarat, ketum sebelumnya.

Perintis karir di dunia keagenan perjalanan wisata (tour and travel) sejak 1997 sebagai komisaris dan manajer cabang sebelum dipromosikan jadi komisaris dan direktur perusahaan yang sama tahun 2011, peran diembannya hingga kini itu, berkedalaman pengalamannya di “industri jalan-jalan” ini, terutama dalam aspek operasional.

Pauline, tulis Cruiseworld Indonesia, juga “sosok sangat menyadari kebutuhan para pelancong dan anggota industri”.

Tak cuma aktif di asosiasi tur-travel sejak 2008, pengampu bio Instagram “batik lover (pecinta batik), noodle holic (penggila berat mi), dan betta fans (penyuka ikan cupang)” ini notabene pendiri (founder) Asosiasi Tour Leader Indonesia (Indonesian Tour Leaders Association/ITLA).

Sejak 30 Januari 2016, bareng Tonny Syiariel, Pauline juga menjadi moderator forum milis outbound tour leader dirian Herry Marhono, Indonesian Tour Leader’s Forum (ITLF), yaitu forum pertukaran informasi antara pelaku pariwisata outbound (traveling keluar negeri) mulai dari cuaca di destinasi, peraturan bea cukai, informasi toko-restoran, peraturan pemerintah setempat, dan hal terkait lainnya.

Baca Juga:  Irjen Kemenkumham Datangi Lapas Perempuan Bandarlampung

Misi ITLF gelar Virtual Travel Mart, sarana bertukar informasi antar pelaku pariwisata luar negeri dengan travel agent di Indonesia, tunai ia getok-tularkan pula di ASTINDO.

Tercatat, pada Virtual Travel Mart gelaran ketiga selama pandemi, 2 November 2020, seperti dilaporkan Venuemagz, sebanyak 23 sellers luar negeri (tur operator, toko suvenir, restoran, hingga akomodasi), hadir. Masing-masing sellers mempresentasikan singkat produk dan jasa miliknya kepada para buyer.

“Para mitra luar negeri mempromosikan perusahaannya serta memberikan informasi terkini produk-produk wisata dan destinasi yang akan dipasarkan pascapandemi nanti,” ujarnyi, disitat diakses dari reportase jurnalis Venuemagz Bonita Ningsih, Bandarlampung, Rabu (9/6/2021).

ASTINDO kata Pauline, memiliki peran dalam menghadirkan buyer, tercatat ada lebih dari 200 buyers tersebar di 26 kota yang tak lain travel agent se-Indonesia, telah bergabung.

Menjadi salah satu hikmah besar pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh dunia dan berdampak terhadap industri pariwisata beserta komponen pendukung perjalanan di dalamnya, virtual travel mart ini relatif meluruh jadi satu dari berbagai hal bermanfaat bagi bisnis anggota ASTINDO, menghadapi kondisi tersebut.

Mengingat, tak sedikit perekonomian warga masih bergantung dari kunjungan wisatawan di daerah. Apatah lagi, bisnis pariwisata telah alami stagnasi semenjak pandemi merebak di Indonesia awal Maret 2020. Ditambah dengan adanya gelombang ke-2 dan ke-3 di beberapa negara di dunia dan pemberlakuan pembatasan aktivitas, membuat bisnis pariwisata belum berjalan dengan normal.

Dalam kondisi pembatasan perjalanan antar-negara, pelaku pariwisata dari negara lain sulit melakukan sales visit ke travel agent di Indonesia. Lelagi karenanya, virtual travel mart itu dijadikan jembatan bagi pelaku pariwisata internasional, bertemu secara virtual dengan mitra bisnisnya di Indonesia.

Baca Juga:  Respon Cepat, Patroli Gabungan Polsek Sukarame dan Polsek Tanjung Senang Gagalkan Aksi Tawuran Antar Pelajar

Keuntungan didapat di dalamnya, buyer dan seller sama-sama tak perlu merogoh kocek tiket pesawat dan akomodasi selama acara. “Kami juga telah melakukan destination sharing, terutama untuk negara yang sudah mulai kembali membuka border untuk WNI. Sebelumnya, kami juga aktif beri pelatihan serta sertifikasi bagi anggota kami,” tutur Pauline gelaran 2 November tahun lalu itu.

Hal lain, memasuki tahun 2021 Pauline juga merespons kritis kebijakan pembatasan sosial PPKM Jawa-Bali. Kala itu ia menyebut, tanpa ada aturan itu, sejatinya setiap awal tahun bisnis travel agent memang menurun. Pasalnya, setiap Januari bisnis pariwisata Indonesia tengah masuki fase low season (penurunan jumlah kunjungan wisatawan).

“Bisa dibilang Januari setiap tahunnya itu jadi bulan yang paling sepi untuk pariwisata, makanya di bulan-bulan ini biasanya kita menyiapkan pameran dan beresin produk,” ungkap Pauline mendedah pengalaman.

Sebagai pembicara reguler acara industri perjalanan internasional, Pauline merupakan salah satu orang kunci di balik suksesnya ASTINDO Travel Fair. Pertama kali di Jakarta 2010, kini pameran telah berkembang empat edisi: Jakarta, Surabaya, Palembang, Bali.

Di masa pandemi, ASTINDO terus menjaga semangat anggota, melalui Virtual Travel Mart, didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Pauline Suharno juga didapuk jadi auditor kehormatan (honorary auditor) Federasi Asosiasi Perjalanan ASEAN (Federation of ASEAN Travel Association/FATA) 2020-2021.

Kembali ke Munas Bandung, masih bersama Paulune, usai terpilih aklamasi menahkodai kepemimpinan baru asosiasi yang diharap dapat berperan membangkitkan kembali industri pariwisata nasional, ia menyatakan di tengah badai virus corona, kondisi travel agent mulai membaik terhitung Desember 2020. Meski begitu, dia mengakui, kondisi belum sepenuhnya pulih dan menutupi biaya operasional yang lesu akibat pandemi.

Baca Juga:  Kuliah Umum DPP Apindo Lampung – Aptisi Wilayah II B, Ronald Walla Bagikan Cara Berwirausaha

“Travel agent ini kan lumayan kreatif, jadi seperti paket wisata ini mereka menjual gak hanya yang itu-itu saja. Misal Jakarta-Tanah Lot-Uluwatu, mereka sekarang menjual paket wisata seperti healing, yoga, hingga wisata adventure,” jelasnyi.

Dilaporkan Eneng Reni Nuraisyah Jamil dari Ayo Bandung, Senin, Pauline menuturkan, Jakarta dengan tujuan Labuan Bajo dan Bali masih mendominasi permintaan tiket travel. Selain itu Jakarta masih jadi market terbesar terutama untuk perjalanan dinas atau MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition).

“Yang lagi ramai sekarang Labuan Bajo, tanggal 10-12 Juni tiket pesawat bisa penuh, Bali juga penuh. Sekarang juga sudah mulai dan corporate-corporate, terutama yang lokal sudah mulai berani lakukan acara gathering, insentive tour,” bebernyi pula.

Sebab itu tandas ia, pihaknya tetap dukung upaya pemerintah menekan angka kasus positif COVID-19. Namun, dia juga berharap pemerintah “tak membuat regulasi dadakan” yang akhirnya dapat kembali membuat lesu perekonomian dan pariwisata Tanah Air.

“Kami mengerti sekali dan mendukung pemerintah menekan angka positif COVID-19 tapi mohon diinstruksikan jauh-jauh hari sebelumnya supaya kami bisa informasikan ke konsumen kami dan konsumen kami bisa mempersiapkan,” pinta Pauline.

Berseri Lanjut Membaca ke Halaman Berikutnya

 1,191 kali dilihat

Tagged