“Rakyat Tidak Boleh Susah, Tetangga Sakit Kita Bantu” (2)

"Rakyat Tidak Boleh Susah, Tetangga Sakit Kita Bantu" (2)
Kantor DPW Partai NasDem Lampung, Jl Ahmad Yani 17, samping Balai Wartawan Solfian Ahmad PWI Lampung, Kelurahan Palapa Kecamatan Enggal, Bandarlampung. Foto dibidik 28 Maret 2022. | Muzzamil
PROFIL & SOSOK

“Rakyat Tidak Boleh Susah, Tetangga Sakit Kita Bantu” (2)
BANDARLAMPUNG –
Bestie, bagian ini lanjut mengulas bagaimana sepak terjang kiprah Partai NasDem di kabupaten/kota se-Lampung, seperti apa bidak partai ini sepenjuru percaturan politik lini legislatif juga eksekutif, sejak hadir 2011 hingga kini.

Dimulai dari perjuangan elektoral di bangku legislatif. Sebagai disclaimer, data tersaji minus data perubahan misal ada anggota legislatif di-PAW (pergantian antar waktu).

Pertama ikut pemilu, 2014, benar, NasDem rising star. Urut kacang, dari Bumi Ragom Gawi Bandarlampung kita start.

Dari total 45 kursi DPRD Bandarlampung 2014-2019, pleno KPU setempat 21 April 2014 NasDem rebut 5: Budi Kurniawan, Naldi Rinara S Rizal, Nani Mayasari, Nizar Romas, Poltak Aritonang.

Di periode 2019-2024 total 50 kursi, pleno KPU 12 Agustus 2019 NasDem bertahan 5, gagal raih kursi dapil 3 Kedaton, Labuhan Ratu, Way Halim.

Ke-5 kursi: Naldi Rinara S Rizal 3.695 suara dapil 1 Telukbetung Selatan, Telukbetung Barat, Telukbetung Timur; Tig Eri Prabowo 3.121 suara dapil 2 Tanjungkarang Barat, Tanjungkarang Timur, Tanjungkarang Pusat, Enggal; Misgustini 3.077 suara dapil 4 Sukarame, Sukabumi, Tanjungsenang; Pepy Asih Wulandari 3.236 suara dapil 5 Panjang, Kedamaian, Bumiwaras; Afrizal 2.807 suara dapil 6 Kemiling, Langkapura, Rajabasa.

Lanjut ke Bumi Khagom Mufakat. Di DPRD Lampung Selatan 2014-2019 dari 50 kursi diperebutkan, pleno KPU setempat 13 Mei 2014 NasDem raih 4 kursi: Hasan Nuri AF dapil 1 Kalianda, Rajabasa; Jasroni dapil 3 Penengahan, Sragi, Ketapang, Bakauheni; Suparman dapil 4 Natar; dan, Muhizar dapil 7 Candipuro, Way Sulan, Katibung.

Periode 2019-2024 sama total 50 kursi, berdasar SK KPU 22 Juli 2019 NasDem susut jadi 3 kursi, Hasanuri AF 1.606 suara dapil 3; Supri 4.258 suara dapil 4; Jasroni 4.112 suara dapil 5 Jati Agung.

Di Bumi Andan Jejama, di DPRD Pesawaran 2014-2019 total 45 kursi, NasDem 4: Agus Purnomo dapil 1 Gedongtataan, A Gunawan dapil 3 Teluk Pandan, Padang Cermin, Way Ratai; Olan Fitrionando, dan Roliansyah dapil 5 Way Lima, Way Rilau, Kedondong.

Periode 2019-2024 sama 45 kursi, NasDem sama 4 kursi: Hamsinar 1.549 suara dapil 1; pejawat A Gunawan 1.364 suara dapil 3 Teluk Pandan, Padangcermin, Way Ratai; Fahmi Fahlevi 3.193 suara dapil 4 Marga Punduh, Punduh Pidada; Roliyansah 894 suara dapil 5.

Ke Bumi Jejama Secancanan. Dari 40 kursi DPRD Pringsewu 2014-2019, NasDem raup 13.371 suara, 3 kursi: Leswanda Putra 3.772 suara dapil 1 Kecamatan Pringsewu; Rohmansyah 1.035 suara dapil 3 Ambarawa, Pardasuka; Christina 1.705 suara dapil 4 Pagelaran, Pagelaran Utara, Banyumas.

2019-2024, 40 kursi, NasDem lepas 1 sisa 2 kursi pejawat, Leswanda Putra dapil 1, Rohmansyah dapil 4 Ambarawa, Pardasuka.

Ke Bumi Begawi Jejama, DPRD Tanggamus 2014-2019, hasil pleno KPU 13 Mei 2014 dari 45 kursi NasDem sabet 3: Imron dapil 1, Kurnain dapil 2, Tri Wahyuningsih dapil 5.

Periode 2019-2024, pleno KPU 12 Agustus 2019 sama total 45 kursi, NasDem jadi 5: pejawat Kurnain 2.613 suara dapil 2; Joni Wahyudi 2.390 suara dapil 3; Suhartono 2.565 suara dapil 4; Heru 3.769 suara dapil 5; Tri Wahyuningsih 3.023 suara dapil 6.

Ke Bumi Beguwai Jejama, di DPRD Lampung Barat 2014-2019 perjalanannya diwarnai imbas pemekaran kabupaten baru: Pesisir Barat sejak 2012.

Dari 40 kursi, 1 NasDem, usai DPRD Pesibar terbentuk, disesuaikan. Pascapemekaran kuota NasDem jadi 2 dari total kursi DPRD Lambar yang susut jadi 35 kursi. Sedang di periode 2019-2024, Erwin Suhendra asal Belalau, satu-satunya asal NasDem.

Ke Bumi Khelauni Kikbakhong, DPRD Pesibar efektif bekerja pascapemekaran kabupaten induk 2015 sehingga secara periodisasi jadi 2015-2019. Dari total 25 kursi, 2 NasDem. Di 2019-2024 NasDem jawara 7 kursi, berhak kursi ketua dewan.

Ke-7 itu: Nazrul Arif/ketua dewan sampai mengundurkan diri pekan terakhir Maret 2022 (dapil 1 Pesisir Tengah, Way Krui, Krui Selatan); Faizal dan Agus Cik (dapil 2 Pesisir Selatan, Ngambur); Rendi Renaldi, Haryadi (dapil 3 Ngaras, Bengkunat); Yeti Herlina, Hendrik Gunawan (dapil 4 Lemong, Pesisir Utara, Pulau Pisang, Karya Penggawa).

Ke Bumi Jurai Siwo, DPRD Lampung Tengah 2014-2019, pleno KPU pil pahit NasDem. Raihan 18.707 suara parpol (2,86 persen) gagal raih kursi. Kursi ke-50 jatuh ke PPP 18.963 suara (2,9 persen).

Baru 2019-2024, tak tanggung-tanggung NasDem rebut 6 kursi: Yunisa Putra 1.859 suara (dapil 1 Gunung Sugih, Kotagajah, Punggur, Seputih Banyak, Seputih Raman, Way Seputih); Wayan Sudane Martayasa 5.482 suara, dan M. Idris 4.109 suara (dapil 2 Bandar Mataram, Bandar Surabaya, Bumi Nabung, Rumbia, Seputih Surabaya, Putra Rumbia); Fian Febriano 3.939 suara (dapil 3 Bangunrejo, Bekri, Bumiratu Nuban, Kalirejo, Trimurjo, Sendang Agung); Hanapiah 4.672 suara (dapil 4 Anak Tuha, Padang Ratu, Pubian, Selagai Lingga, Anak Ratu Aji); dan, Rizani Andi Wijaya 3.842 suara (dapil 5 Seputih Agung, Seputih Mataram, Terusan Nunyai, Terbanggi Besar, Way Pengubuan).

Baca Juga:  Pertama Kali Dalam Sejarah, Kemkes Luncurkan Buku Profil Ketersediaan Sarana Air, Sanitasi, dan Higiene di Puskesmas Tahun 2020

Ke Bumi Sai Wawai, DPRD Metro 2014-2019, total 25 kursi, NasDem 2: Alizar dapil 1, Hendri Susanto dapil 3. Naik jadi 3 kursi 2019-2024, Ansori dapil 1 Metro Pusat, Abdulhak dapil 3 Metro Timur, Deswan dapil 4 Metro Barat, Metro Selatan.

Ke Bumi Tuwah Bepadan, 50 kursi DPRD Lampung Timur 2014-2019, NasDem 7: Yusran Aminullah dapil 1, Nawawi Iskandar dapil 2, Ermada Gunawan dapil 4, Merry Hutasoit dapil 5, Asnawi dapil 6, Marwazi dapil 7.

Jadi 8 kursi rata dapil di 2019-2024, Yusran Amirullah 7.749 suara dapil 1 Bumiagung, Purbolinggo, Sukadana, Way Bungur; Asnawi 3.684 suara dapil 2 Bandar Sribawono, Labuhan Maringgai, Melinting; Agus Putra Eka Jasutra 1.326 suara dapil 3 Brajaselebah, Labuhanratu, Matarambaru, Way Jepara; Supriyono 4.901 suara dapil 4 Gunung Pelindung, Jabung, Marga Sekampung, Pasirsakti; Badrun Susanto 1.880 suara dapil 5 Margatiga, Sekampung Udik, Wawaykarya; Wiwik Yuliana 2.728 suara, Suminah 2.348 suara (dapil 6 Batanghari, Metrokibang, Sekampung); Nawawi Iskandar 5.076 suara dapil 7 Batanghari Nuban, Pekalongan, Raman Utara.

Ke Bumi Ragem Tunas Lampung. Di DPRD Lampung Utara, pleno KPU 12 Mei 2014, NasDem 23.607 suara, 4 kursi 2014-2019, antaranya HM Herry Syarifudin dapil 1, Santosa Hamim dapil 2.

Raup total 42.503 suara parpol, naik jadi 6 kursi 2019-2024: Dewi Murni, dan Dedi Sumirat (dapil 1 Kotabumi, Kotabumi Utara, Kotabumi Selatan), Neki Gunawan dapil 2 (Abung Selatan, Abung Semuli, Blambangan Pagar, Abung Timur, Muara Sungkai, Abung Surakarta); HM Herry Syarifudin dapil 3 (Bukit Kemuning, Abung Tinggi, Tanjungraja, Abung Barat, Abung Tengah, Abung Kunang dan Abung Pekurun); Darwan dan Santosa Hamim (dapil 4 Sungkai Selatan, Sungkai Jaya, Sungkai Barat, Sungkai Utara, Hulu Sungkai, Sungkai Tengah, Bunga Mayang).

Ke Bumi Ramik Ragom, di DPRD Way Kanan 2014-2019. Pleno KPU 13 Mei 2014, total 40 kursi 5 dapil, NasDem 3: Tutut Handayani 2.363 suara dapil 2 Way Tuba, Bumi Agung, Bahuga, Buay Bahuga; Ahmad Sofyan 1.830 suara dapil 3 Pakuan Ratu, Negara Batin, Negeri Besar; Ahmad Fauzi 1.286 suara dapil 5 Banjit, Kasui, Rebang Tangkas.

Periode 2019-2024 total kursi total dapil sama, kursi NasDem jadi 5 rata satu kursi per dapil: Naga Mas dapil 1 Blambangan Umpu, Negeriagung; Jawiko dapil 2, Tari Ines Safitri dapil 3, Yosse Sogoran dapil 4 Baradatu, Gununglabuhan; Turiman dapil 5.

Lanjut ke Bumi Sai Bumi Nengah Nyappur. Di DPRD Tulang Bawang 2014-2019, NasDem rengkuh 4: Achmadi, Ahid Hartarto, Fery Rudi, Takat Supriyanto. Nun di 2019-2024 rontok sisa satu, new comer milenial Hengki Wijaya, kelahiran 1991.

Di Bumi Ragem Sai Mangi Wawai, DPRD Tulang Bawang Barat 2014-2019, 30 kursi, NasDem 2: Joko Kuncoro dapil 2 Tuba Udik, Tumijajar; Gunawan Agung Kuncoro dapil 4.

2019-2024, KPU rubah dapil, 4 April 2018. NasDem naik 5 kursi: Sobri, Wawan Irawan dapil 1 Tuba Tengah; S Joko Kuncoro dapil 2 Batu Putih, Gunung Terang, Lambu Kibang, Pagardewa; Sadimin dapil 3 Gunung Agung, Way Kenanga; Gunawan Agung Kuncoro dapil 4 Tuba Udik, Tumijajar.

Pamungkas, ke Bumi Ragab Begawe Caram. 35 kursi DPRD Mesuji 2014-2019, NasDem jawara 8 kursi, berhak kursi ketua dewan: Heri Purwanto 3.156 suara, Sumanto Andrias 1.068 suara (dapil 1 Way Serdang, Mesuji); Mustawi 1.790 suara dapil 2; Fuad Amrulloh 1.584 suara, Darmaji 992 suara (dapil 3); Idrus Topik 2.033 suara, Deddy Irawan 708 suara (dapil 4); Buyung Darmono 1.881 suara dapil 5 Rawajitu Utara.

Dapil berubah total kursi tetap, NasDem tambah jadi 9 kursi, petahana 2019-2024. Dapil 1 Mesuji-Mesuji Timur, borong 3 kursi: M Jody Saputra, Tutik Handayani, Idrus Taufik; Buyung Darmono dapil 2 Rawajitu Utara; Fuad Amrullah, Hatmarina Harahap dapil 3 Tanjung Raya; Heri Purwanto, Elfianah dapil 4 Way Serdang; Asiyah, Ponidi dapil 5 Simpang Pematang, Pancajaya.

Total aleg DPRD kabupaten/kota NasDem se-Lampung 2014-2019 produk politik Pileg 9 April 2014: 53 legislator, dan di 2019-2024 produk politik Pileg 17 April 2019 yakni 70 legislator. Alias, bertambah 17 kursi.

Bagaimana dengan aleg NasDem DPRD Lampung dan kabupaten/kota se-Lampung 2024-2029 kelak? Dari bujur konfigurasi di atas dengan kesiapan modalitas satu sisi, kemantapan totalitas sisi lain, setidaknya teratribusi jelajah telusur mana area subur mana area ‘panas’, atau meminjam entah siapa mula populerkan istilah “dapil neraka”.

Yang pula patut usah dilupa yakni efek logis dari yang terulas berikut.

Cengkeraman NasDem di Eksekutif

Dari legislatif kita pindah bangku lain. Di eksekutif, bangku lain itu, NasDem kendati bertuah sekaligus sempat ikut tergulung sandung rasuah, per kalkulasi juga “wah”.

Berstatus parpol baru fokus lolos pemilu, NasDem absen hiruk-pikuk kandidasi politik elektoral lokal, pemilihan gubernur dan wakil gubernur (Pilgub) Lampung 2014-2019 yang secara penyelenggaraan tercatat di sejarah kepemiluan Indonesia merupakan pilkada gubernur langsung pertama di Indonesia yang diselenggarakan bersamaan pemilu legislatif nasional pascareformasi.

Baca Juga:  Art Deco Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Menggelar Pameran “Mulang Tiyuh”

Pada 9 April 2014. Yang berliku sekaligus unik, kaya pembelajaran politik. Dan sukses.

Pilgub sebelum, Pilgub Lampung 2008, pilgub dipercepat, pilgub sebelum pemilu. Dan Pilgub Lampung 24 Juli 2008 ini juga tercatat Pilgub 2008 terbanyak pesertanya se-Indonesia, 7 paslon!

Dari konfigurasi 75 kursi DPRD Lampung 2009-2014 (18 wajah lama 2004-2009) dilantik berdasar Kepmendagri 161.18-613 Tahun 2009, duduk 14 aleg Partai Demokrat, 11 PDI Perjuangan, 10 Partai Golongan Karya (Golkar), 7 Partai Keadilan Sejahtera (PKS), 7 Partai Amanat Nasional (PAN), 6 Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), 6 Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), 5 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), 4 Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), 3 Partai Persatuan Pembangunan (PPP), 2 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PPDK).

Buah prosesnya, sesuai raihan tetapan pleno KPU Lampung dipimpin ketuanya mendiang Chairullah Gultom, 18 September 2008: cagub-cawagub nomor urut 6 yang diusung PDI Perjuangan, didukung 6 parpol nonparlemen peserta Pemilu 2004: Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD), Partai Indonesia Baru (PIB), Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Patriot, Partai Persatuan Daerah (PPD), dan Partai Sarikat Indonesia (PSI); gubernur pejawat 2003-2008 Komjenpol Purn Sjachroedin ZP dan eks Asisten II Setdaprov Lampung Joko Umar Said (Oedin-Joko), menang 1,513 juta suara (43,27 persen), terpilih-terlantik.

257 hari, bak judul lagu band Vierra: Terlalu Lama, Oedin-Joko sabar menanti tiba pelantikan, 2 Juni 2009. Jurnalis Tempo, Nurrochman Arrazie, saat itu mewarta, keduanya sampai tiga kali salah ucap hingga harus diulang saat pembacaan sumpah/janji jabatan, dituntun Mendagri kala itu Mardiyanto.

“Sjachroedin-Joko dilantik setelah keluar Keputusan Presiden Nomor 42/P/2009 tanggal 29 Mei 2009,” warta Tempo. Hari itu juga hadir menyaksi detik pelantikan dari Mahan Agung, Ketum PDI Perjuangan, Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri.

Detik, 2 Juni 2009 itu turut mewarta prosesi pelantikan minus dihadiri komisioner KPU Lampung dan enam paslon kalah.

Oedin-Joko disusul raihan paslon 3 diusung gabungan Partai Golkar, PKB, PPP; M Alzier Dianis Thabranie-Mayjen Purn Bambang Sudibyo (Alzier-Bambang) 729.434 suara (20,62 persen).

Paslon 1 diusung gabungan PAN-PKS Zulkifli Anwar-Akhmadi Sumaryanto 541.926 suara (15,49 persen). Berikut, paslon 4, diusung Demokrat didukung parpol nonparlemen, Partai Bintang Reformasi (PBR); duet Bupati Lamteng 2000-2008, dan pengusaha; Andy Achmad Sampurna Jaya-HM Suparjo, raup 9,78 persen, 342.300 suara.

Paslon 5 diusung gabungan PKPB-PPDK, didukung 6 parpol nonparlemen: Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNUI), Partai Nasional Banteng Kerakyatan (PNBK), PNI (Partai Nasional Indonesia) Marhaenisme, Partai Pelopor; duet wagub 1995-1997 gubernur 1998-2003, dan pengusaha; Oemarsono-Thomas Azis Riska 181.005 suara (5,17 persen).

Paslon perseorangan/calon independen (caden) nomor urut 2 duet eks Rektor Unila-aktivis PRD saat itu Komisaris Independen PT Pos; Prof Dr Muhajir Utomo-Andi Arief (Jiran) 119.329 suara, 3,41 persen. Caden nomor 7 duet eks Kapolda Metro Jaya masa jabatan tersingkat era dua presiden 8 Mei-18 Desember 2001 dan pengusaha; Irjenpol Purn M Sofjan Jacoeb-Bambang Waluyo Utomo 78.636 suara (2,25 persen).

Sekadar ilustrasi keunikan politiknya, misal tiga kali revisi jadwal hari H pemungutan suara, 28 Oktober mundur 2 Desember 2013 mundur 27 Februari final 9 April 2014. Itu.

Pun diwarnai caden duet Danrem 043/Garuda Hitam nonaktif saat itu dan Ketua Gerindra Lampung, Kolonel TNI Amalsyah Tarmizi-Gunadi Ibrahim, mundur jelang pleno penetapan paslon: kecewa atas inkonsistensi penetapan hari pencoblosan.

Amalsyah –pensiun brigjen, kelak bareng Herman dipermaklumkan ke publik, masuk singgasana Gerakan Perubahan Restorasi Indonesia, Partai NasDem.

Sebelumnya, jagat politik nasional sempat digegerkan SK KPU Lampung menganulir penetapan Oedin-Joko. Tim kampanye paslon ini disebut terbukti money politics.

Menyitat Detik, anggota KPU Lampung Nanang Trenggono 22 Mei 2009 menyebut, mendasari surat masuk dari Kantor Advokat dan Konsultan Hukum Elza Syarief Nomor 098/ES&P/IV/2009, April; soal laporan telah terjadinya tindak politik uang, disebut terbukti dilakukan tim kampanye Oedin-Joko, dikuatkan putusan PN Tanjungkarang 1250/pid/b/2008 tarikh 26 November 2008 dan putusan PT Tanjungkarang 02/pid/2009/PT (keduanya menyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan telah terjadi tindak pidana dengan sengaja memberi uang kepada seseorang supaya memilih calon tertentu).

Maka merujuk Keputusan Mahkamah Agung 139/KMA/II/2008 ihwal fatwa sanksi money politics, sesuai Pasal 29-39 UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, pleno KPU Lampung 19 Mei 2009 putuskan pengajuan pembatalan penetapan paslon terpilih ke DPRD Lampung. Namun situasi bergeming, Oedin-Joko tetap terlantik, 2 Juni.

Kembali ke Herman HN, saat Pilgub 2014 dia juga kandidat. Dengan modal elektabilitas, popularitas, kredibilitas, dan akseptabilitas potensial, diunggulkan survei dan jeda utas.

Walikota Bandarlampung 2010-2015 ini cagub, cawagub Zainudin Hasan (Manzada) nomor urut 3, diusung PAN disusul Gerindra pasca-mundurnya Gunadi dari laga calon.

Baca Juga:  CeDPPIS: Arus Mudik-Balik Lancar, Evaluasi Menyeluruh, Perbanyak Simulasi di 2023

Didukung, 18 parpol nonparlemen dari total 34 parpol nasional peserta Pemilu 2009, per abjad: PBR, Partai Barisan Nasional (Barnas), Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), Partai Indonesia Sejahtera (PIS), Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan), Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI), Partai Kedaulatan, Partai Matahari Bangsa (PMB), Partai Merdeka, Partai Patriot, Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), Partai Pelopor, Partai Pemuda Indonesia (PPI), Partai Republik Nusantara (RepublikaN), Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI), Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI), Partai Perjuangan Indonesia Baru (PPIB), dan PPD.

Pengingat, kala itu Herman-Zainudin dapat merebut simpati rakyat, raih 1.342.763 suara sah (33,12 persen) dari total 4.054.134 suara sah, total jumlah suara tidak sah dan golput 3.535.866 dari 7,59 juta pemilih terdaftar.

Berlaga lawan tiga paslon non pejawat lain, Manzada runner-up. Unggul atas paslon nomor urut 4, duet Ketua Golkar Lampung dan Walikota Metro 2010-2015; M Alzier Dianis Thabranie-Lukman Hakim (AMAN) perahu Golkar-Hanura, 288.272 suara (7,11 persen).

Dan unggul atas paslon 1, duet Sekprov Lampung, dan Bupati Lambar 2012-2017; Berlian Tihang-Mukhlis Basri (Berlian-Mu) diusung PDI Perjuangan, PKB, PKPI, PPP; didukung 4 parpol nonparlemen peserta Pemilu 2009: PDS, Partai Nasional Benteng Kerakyatan (PNBK), PNI Marhaenisme; raup 606.566 suara (14,81 persen).

Ketiga paslon: Manzada, Berlian-Mu, AMAN, hingga antiklimaks gugatan sengketa hasil pilkada ke Mahkamah Konstitusi (MK) ajuan Manzada, harus akui kemenangan paslon nomor 2, duet Ketua Demokrat Lampung, M Ridho Ficardo; dan eks Sekdakab Lampura, Pj bupati kedua Tubaba 14 Oktober 2009-14 November 2011, bupati pertama Tubaba 14 November 2011-2 Juni 2014; Bachtiar Basri (Ridho Berbakti).

Peraup 1.816.533 suara (44,96 persen) ini diusung gabungan Demokrat, Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), PKPB, PKS; didukung 10 parpol nonparlemen peserta Pemilu 2009 antara lain PBB dan PKNU (Partai Kebangkitan Nasional Ulama).

Nun apes bagi petahana. Kendati dengan latar politik berbeda, baik per preferensi “dukungan korporasi” atas proses kandidasi (pindah ke lain hati) maupun magnitudo resistensi antipolitik uang di tingkat tapak yang terbangun oleh masifnya pergerakan paslon Herman HN, kemenangan 1,81 juta suara Ridho-Bachtiar ini “rontok” tersisa 1.043.666 suara (25,46 persen) dari jumlah suara sah 4.099.272 (98,08 persen), tidak sah 80.133 (1,92 persen), total partisipasi pemilih 4.179.405 (70,99 persen) dari total 5.887.152 pemilih terdaftar.

Pada, Pilgub Lampung 27 Juni 2018.

Saat Ridho Berbakti II, paslon nomor urut 1 diusung Demokrat-Gerindra, didukung 4 parpol nonparlemen peserta Pemilu 2014: PBB, Partai Persatuan Indonesia (Perindo), PPP, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini harus balik akui keunggulan penantang utama 2014, Walikota Bandarlampung 2016-2021 Herman HN, kali ini diusung PDI Perjuangan dengan cawagub: Sekprov Lampung 2016-2018 Sutono (kini Sekretaris DPD PDI Perjuangan Lampung).

Paslon HERO nomor urut 3 ini unggul tipis, raup 1.054.646 suara (25,73 persen), selisih 10.980 suara Ridho-Bachtiar. Meski kedua paslon jua harus mengakui kemenangan penantang lain, paslon 3 usungan Golkar, PAN, PKB; Sekprov Lampung 2014-2015 dan Bupati Lamtim 2016-2019; Arinal Djunaidi-Chusnunia (Arjuna). Paslon pemenang ini boyong 1.548.506 suara (37,78 persen).

Atau, tiga kali lipat raihan paslon 4 usungan NasDem, PKS, Hanura; duet Bupati Lamteng 2016-2018 Mustafa dan anggota DPD/MPR 2014-2018 dapil Lampung Ahmad Jajuli, 452.454 suara (11,04 persen). Sedihnya saat kampanye pun debat kandidat berlangsung tanpa Mustafa yang tersangkut rasuah.

Pengingat, Pilgub Lampung 2018 persis nasib Pilgub 2008, pilgub dipercepat. Pilkada langsung ke-3 di Lampung sistem pencoblosan ini dimajukan dari periode sebelum, sebab harus ikuti jadwal pilkada serentak gelombang ketiga Juni 2018.

Bedanya di konfigurasi dukungan minimal: cuma parpol pemilik 20 persen kursi/lebih di DPRD yang berhak ajukan calon, kurang dari itu bisa ajukan jika telah didukung parpol lain. Jadilah, Ridho Berbakti II dan Arjuna 29,5 persen (25 kursi), Hero 20 persen (17 kursi), Mustafa-Aja 21 persen (18 kursi).

Bagi Partai NasDem, kendati so sadly, agak “kurang mengenakkan” 2018 itu, namun pengalaman perdana kandidasi elektoral lokal tingkat provinsi apalagi selaku parpol pengusung tersebut, jadi otokritik penting proses serupa Pilgub 2024 mendatang.

Penasaran, besaran kans Partai NasDem Lampung pada Pileg 2024 disusul kans Herman HN pada Pilgub Lampung 2024? Bersambung. [red/Muzzamil]

Youtube:Lampungvisual.com

 615 kali dilihat