Tanpa Ogoh-Ogoh, Melasti Terbatas, Hari Raya Nyepi Tetap Sakral

Tanpa Ogoh-Ogoh, Melasti Terbatas, Hari Raya Nyepi Tetap Sakral
(Poster digital ucapan Selamat Hari Raya Nyepi 2021 dan Tahun Baru Saka 1943 dari anggota DPRD Lampung Fraksi Partai Gerindra, I Made Suarjaya, dan Fraksi Partai NasDem, Garinca Reza Pahlevi. | Kolase by Collage Maker/Facebook)
PROFIL & SOSOK

“Dalam keheningan sepi, semoga kita dapat menemukan jati diri kita untuk melangkah lebih baik dalam perjalanan hidup ke depan dan semoga kedamaian selalu menyertai kita bersama,” larung Danny, walikota produk politik pilkada ulang 2018 ini, dalam hajat nasional pilkada serentak nasional lanjutan masa pandemi COVID-19 Desember 2020.

Dari Lampung, aktivis kemanusiaan, Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung Dian Eka Darma Wahyuni, membesut Minggu pagi. “Rahajeng Nyanggra Rahina Nyepi Caka 1943⁣. Dalam keheningan sepi semoga kita dapat merenungkan untuk menemukan jati diri agar dapat melangkah lebih baik dalam perjalanan hidup ke depan,” ungkap hijabers ibu dua anak, koordinator komunitas Safe Food Indonesia (SFI) Lampung ini.

Dian Pustika Syarifudin, founder/CEO UKM Dapur Female Bandarlampung, yang juga pengurus bidang ekonomi Pejuang Bravo Lima (PBL) Lampung, juga berkirim selamat.

Ketua Yayasan Alfian Husin Andi Desfiandi,
menyibak fakta historis, bahwa saat Nyepi khususnya di Bali, semua dalam keadaan sepi. Tidak ada aktivitas seperti biasanya, karena pada saat itu diadakan Catur Brata.

Penyepian, ekonom digital cum filantrop ini merincikan, terdiri dari Amati Geni, tidak boleh menggunakan atau menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu. Lalu, Amati Karya, tidak melakukan kegiatan kerja jasmani melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani. Amati Lelungan, tidak berpergian melainkan melakukan mawas diri. Amati Lelanguan, tidak mengobarkan kesenangan/hiburan melainkan melakukan pemusatan pikiran terhadap Ida Sanghyang Widhi.

Brata ini, imbuh Andi yang juga Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Lampung dan Ketua Bidang Ekonomi DPP PBL, dimulai saat matahari “Prabrata” fajar menyingsing sampai fajar menyingsing kembali keesokan harinya (24 jam).

“Seluruh jajaran pimpinan, staf dan karyawan Yayasan Alfian Husin mengucapkan, tak ada kata, tak ada bara. Gemericik air suci mengalir di dalam hati. Selamat Hari Nyepi Tahun Baru Caka 1943. Damai di bumi, bahagia di langit,” larung dia.

Dari kalangan pekerja seni-budaya, musisi penyanyi, guru musik, Rikkie Ramli berucap singkat. “Selamat Hari Nyepi buat dulur dulur,” kata founder Pelangi Anak Indonesia, berbasis di Bandarlampung ini, di Facebook.

Dari Pulau Bali, seorang warga yang juga tenaga medis di Puskesmas Susut I, Bangli, Putu Suastini, menampilkan video singkat rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1943, di Facebooknya, Minggu malam.

Kembali ke Lampung, notabene merupakan provinsi dengan populasi warga umat Hindu terbesar setelah Provinsi Bali ini, gempita sakral Hari Raya Nyepi tetap terasa.

Bupati dan Wakil Bupati Lampung Tengah, Musa Ahmad-Ardhito Wijaya merajut kata, “Dumogi Rahayu Sareng Sami,” dalam poster digital ucapannya, diunggah Sabtu (13/3).

Membersamai, ketua dan sekretaris Serikat Pemuda Hindu (Serdadu) Seputih Raman, Lampung Tengah, I Putu Aditya Iswara dan I Made Dwiki Atmaja. Ketua MKGR Lampung Nizwar Affandi, atas nama Kerabat Umat se-Dharma dari Nuwo Tanjak Batin, Rama Dewa Seputih Raman, Lampung Tengah, senada.

“Segenap keluarga besar Serdadu ucapkan selamat Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1943. Semoga dalam pelaksanaan Catur Brata penyepian ini kita semua memperoleh kerahayuan. Swaha,” ujar I Made Wirayasa dari DPP Serdadu, yang juga eks Ketua Pimpinan Daerah (PD) Kesatuan Mahasiswa Hindu Darma Indonesia (KMHDI) Lampung.

Menyampaikan Selamat Hari Raya Nyepi 2021, Sabtu, anggota DPRD Lampung Fraksi Partai Gerindra, I Made Suarjaya, berharap semoga tahun ini dapat membawa banyak kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup kita serta bumi ini segera membaik. “Svaha,” khatur legislator dua periode, berjuluk IMS Cah Angon ini.

“Rahajeng Nyanggra Rahina Nyepi Caka 1943, melarapan antuk catur brata penyepian dumogi ngemanggihin kerahajengan,” ujar ia.

Loading