Tenaga Kerja Industri 18,64 Juta, Lampung Uber Politeknik dan Kawasan Industri

Tenaga Kerja Industri 18,64 Juta, Lampung Uber Politeknik dan Kawasan Industri
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyortir gula saat meninjau proses produksi gula nira kelapa dengan implementasi Industri 4.0 pada sektor Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) berorientasi ekspor di KSU Nira Satria, Desa Pernasidi, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (7/12/2021). | Kemenperin
PROFIL & SOSOK

BANDARLAMPUNG, (LV)
Alhamdulillah. Puji Tuhan. Data ketenagakerjaan industri manufaktur nasional, mulai menunjukan gelagat geliat lunak pemulihan dampak pandemi. Seiring bangkitnya sektor industri dalam negeri, terungkap sepanjang tahun kedua pandemi 2021, penyerapan tenaga kerja (naker) bertambah 1,2 juta orang. Sehingga, jumlah naker sektor industri Tanah Air meningkat jadi 18,64 juta orang.

Data penaikan, bersenyawa kimiawi dengan kontribusinya bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dimana, kontribusi industri manufaktur terhadap PDB Indonesia pada triwulan III-2021 tercatat 17,33 persen, atau tertinggi di antara sektor ekonomi lainnya.

Demikian diantara saripati penting pidato virtual Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, pada Musyawarah Nasional (Munas) Forum Lembaga Mahasiswa Perindustrian Indonesia (FLMPI) ke XXIV di Politeknik AKA Bogor, Jl Pangeran Sogiri 283, RT/RW 05/11, Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/1/2022) lalu.

Sebelumnya di hadapan forum, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, kesiapan dan akses terhadap teknologi informasi komunikasi diperlukan guna menjawab tantangan di sektor industri manufaktur di era perkembangan teknologi digital yang makin maju-canggih saat ini.

Selain, juga diperlukan kesiapan dan kemampuan sumber daya manusia (SDM) untuk beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan teknologi yang makin cepat.

“Sebagai bentuk upaya mendorong industri tumbuh dan berkembang, pemerintah telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0. Salah satu dari 10 agenda program prioritas nasional dalam Making Indonesia 4.0 adalah peningkatan kualitas SDM,” kata menteri asal Partai Golkar, mantan Menteri Sosial pengganti Idrus Marham kurun 28 Agustus 2018 hingga 20 Oktober 2019 ini.

Menurutnya, SDM berkualitas akan mampu mendorong tujuh sektor industri utama dalam agenda Making Indonesia 4.0, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, elektronika, farmasi, serta alat kesehatan.

“Ketujuh sektor ini memberikan kontribusi 70 persen dari total PDB manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan menyerap 60 persen pekerja industri,” sebut Agus, disitat dari siaran pers kementerian, Rabu (12/1/2022), diakses dari Bandarlampung.

Informasi, Munas FLMPI ke XXIV dihelat di Politeknik AKA Bogor, unit pendidikan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang dinaungi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI). Hadir, Kepala BPSDMI Kemenperin Arus Gunawan serta seluruh Direktur Politeknik dan Akademi Komunitas Kemenperin.

Menperin berharap munas dapat hasilkan ide/rekomendasi yang dapat mendorong kompetensi SDM industri, dan membantu meningkatkan daya saing industri. “Apalagi, Indonesia alami bonus demografi, yang bisa jadi potensi memacu sektor industri dan ekonomi nasional,” ujar Agus.

Kepala BPSDMI Kemenperin, Arus Gunawan mengatakan, di era digital, kreativitas SDM ialah kebutuhan utama industri masa depan yang harus dipenuhi oleh dunia pendidikan. “Oleh karena itu pendidikan vokasi yang kita selenggarakan juga harus mampu menjawabnya dan melahirkan kreativitas yang ada di diri mahasiswa,” ujar Arus.

Dia berpesan agar peserta meningkatkan keterampilan dan kompetensi teknis yang andal, memperluas wawasan dengan berorganisasi. Dia bilang, kemampuan menyeimbangkan keduanya dinilai penting agar mahasiswa memiliki rasa percaya diri menghadapi tantangan apapun, di masa kini maupun masa depan.

“Paling penting, mahasiswa Kemenperin harus selalu percaya dengan potensi yang dimiliki. Ini jadi bagian penting dalam solusi permasalahan, di lingkungan sendiri, kampus, tempat magang, ataupun di tempat kerja nantinya,” gadang Arus.

Munas FLMPI disebutnya jadi bukti nyata upaya Kemenperin mendorong mahasiswa untuk dapat berinisiatif, berinovasi, dan mengembangkan kompetensi diri, bangun kepercayaan diri. Juga, wujud keterlibatan aktif mahasiswa berkontribusi untuk kemajuan negara, khususnya pada sektor industri nasional. “Semoga Munas hasilkan usulan konkrit pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia,” pungkas Arus.

FLMPI ini wadah menyambut baik aspirasi mahasiswa 12 kampus binaan Kemenperin. Lewat FLMPI, mahasiswa berkesempatan menjalin kerja sama antar mahasiswa, terlibat aktif memajukan sektor industri sebagai bentuk pengabdian masyarakat.

Adapun, 12 kampus unit binaan Kemenperin itu antara lain Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan Sumatera Utara, Politeknik Akademi Teknologi Industri (ATI) Padang Sumatera Barat, Politeknik Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) Jakarta di Cempaka Putih Jakarta Pusat, Politeknik APP Jakarta (dulu Akademi Pimpinan Perusahaan) di Ciganjur Jakarta Selatan, Politeknik AKA Bogor (dulu Akademi Kimia Analis), Politeknik STTT Bandung (dulu Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil), Politeknik ATK Yogyakarta (dulu Akademi Teknologi Kulit) di Sewon Bantul, dan Politeknik ATI Makassar Sulawesi Selatan.

Penyelia, ihwal portofolio Making Indonesia 4.0 sendiri, Menperin Agus pada Mei 2021 pernah menggadang penerapan Industri 4.0 dapat mendorong percepatan upaya pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19.

Baca Juga:  Lawan COVID-19, Sekjen KPPI Nurhasanah Dukung Langkah Pemerintah

“Kami selaku pembuat kebijakan akan terus memacu dan memfasilitasi kebutuhan riil sektor industri prioritas dalam mengadopsi teknologi Industri 4.0 secara optimal. Dalam upaya strategis ini, pemda juga dapat ikut berperan dalam penerapan Industri 4.0 ini,” bilang dia.

Eks anggota DPR 2009-2014 ini merinci ragam upaya Kemenperin menerapkan Industri 4.0 di sektor industri manufaktur, sejak Making Indonesia 4.0 diluncurkan. Pertama, melaksanakan program Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), yang memberi asesmen kesiapan dan pendampingan bagi perusahaan industri manufaktur dalam implementasi Industri 4.0.

Kedua, menyelenggarakan INDI 4.0 Award Winners, penghargaan bagi industri yang telah siap bertransformasi ke era Industri 4.0. Ketiga, membangun Ekosistem Industri 4.0 (SINDI 4.0), yang bertujuan membangun sinergi, koordinasi, dan kolaborasi antara para pemangku kepentingan terkait untuk mengakselerasi transformasi Industri 4.0.

Keempat, melaksanakan program pelatihan Manajer Transformasi Industri 4.0, berisi pengetahuan utama aspek teknologi, hukum, kontrol kinerja guna penyiapan jadi pemimpin dalam penerapan Industri 4.0 di perusahaan. Pelatihan ini diakui lembaga sertifikasi dengan kualifikasi tersusun dan disempurnakan sesuai kebutuhan dinamika industri.

Kelima, digarap per tahun lalu, Kemenperin juga fokus membangun Pusat Inovasi dan Pengembangan SDM Industri 4.0 (PIDI 4.0), dengan 5 pilar layanan: Showcase Center, Capability Center, Ekosistem Industry 4.0, Delivery Center, dan Innovation Center.

Keenam, mendukung penyediaan data dan informasi industri yang andal melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas).

Ketujuh, yang sejak 2019-Mei 2021 telah menjangkau 10.967 pelaku industri kecil menengah (IKM) di Tanah Air, eksekusi program e-smart IKM, sistem basis data IKM tersaji dalam profil industri sentra dan produk, diintegrasikan dengan lokapasar (marketplace) yang telah ada.

Kendati, ini tak mudah, misal seperti dikutip dari Bisnis, ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Fajar B. Hirawan ada menyebut dua kendala yang perlu diakselerasi terkait Industri 4.0, yakni infrastruktur digital dan literasi digital.

Dimana, kaitannya dengan sinergi industri manufaktur dan digitalisasi, saran dia perlu ada kolaborasi konkrit pemerintah dan swasta/pengguna untuk mengidentifikasi talent/skill yang dibutuhkan user sehingga dalam penyusunan program peningkatan kapasitas SDM-nya bisa lebih efektif.

Apakabar Politeknik Industri di Lampung?

Bagaimana Lampung? Diketahui, Lampung notabene ‘surga’ agrobisnis agroindustri, tergolong beruntung. Disini telah sejak lama Kemenperin mengampu Sekolah Menengah Kejuruan-Sekolah Menengah Teknologi Industri (SMK-SMTI) Bandarlampung.

Sedang untuk unit pendidikan tinggi vokasi industri, sejak era Gubernur Ridho Ficardo, upaya lobi kementerian demi terwujudnya pembangunan politeknik industri juga telah gigih dilakukan.

Buka sejarah, tercatat bahwa pada 2018 upaya telah dirintis, bahkan hingga tapak penyiapan hingga 10 hektar lahan bakal calon lokasi gedung di bilangan kawasan Kotabaru, Jati Agung, Lampung Selatan.

Pihak kementerian sendiri, merespons aktif. Sekjen Kemenperin Haris Munandar, bahkan hadir bertemu Gubernur Ridho di kantor gubernur Lampung, 30 November 2018.

Disana, Haris kala itu bilang, pembangunan politeknik industri bisa terlaksana, asal konsep industri di Lampung telah siap. Mengingat, ada proses anggaran yang harus dipertanggungjawabkan, bergantung kesiapan pelaksanaan industri nantinya.

Berdalih akan terlebih dulu menggalang komitmen pihak pemangku terkait soal apa saja kebutuhan program studi (prodi) dan lainnya, Sekjen Haris menyebut alasan pihaknya harus menunggu pelaksanaan kawasan industri lebih dulu lantaran tak ingin saat politeknik telah dibangun, SDM-nya telah lulus, namun masih kebingungan untuk sekadar mencari pekerjaan.

“Jangan sampai nanti ketika sudah ada lulusannya, malah bingung cari pekerjaan. Ini sembari berjalan. Kalau maunya pak Gubernur (Ridho Ficardo) malah sembari berlari. Kita sudah prioritaskan Banten untuk 2019, kucuran anggaran Rp180 miliar. Untuk pusat inovasi dan pengembangan SDM,” Haris menyudahi keterangan, yang sekaligus menutup celah Lampung melanjut perjuangan merealisasikan pembangunan politeknik tersebut kala itu sebab fokus kementerian pada 2019 tertuju ke Banten.

Kendati demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung agaknya bergeming. Terus gigih upaya, terbukti pada saat itu tepatnya di salah satu hotel berbintang, pada 14 Desember 2018, digelar Sosialisasi Pembangunan Politeknik Industri Lampung dalam Rangka Penyiapan SDM Industri Menyongsong Making Indonesia 4.0.

Gubernur Ridho, yang diwakili sekaligus membacakan sambutan tertulis, oleh Pjs Sekprov Lampung, Hamartoni Ahadis, saat itu antara lain menyebut, penyelenggaraan pendidikan pelatihan berbasis politeknik merupakan satu upaya strategis Pemprov Lampung atasi masalah pengangguran melalui jalur pendidikan.

Baca Juga:  "Sekelik Selawase"

“Untuk memberi layanan pendidikan bagi masyarakat terutama pengangguran, tentu dibutuhkan lembaga pendidikan pelatihan seperti politeknik yang memadai dari segi kuantitas maupun kualitas, serta sarana prasarananya,” ujar Ridho.

Mendedah semangatnya, kala itu Ridho menegaskan, upaya itu sebangun dengan perencanaan pembangunan industri nasional yang sistematis, komprehensif, dan futuristik dalam wujud Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-2035 sebagaimana tersusun.

Mengingat lugas Ridho, data pengangguran masih cukup tinggi, dan apabila tak beroleh perhatian serius mengakibatkan masalah sosial yang cukup tinggi pula.

Keseriusan Kemenperin mewujudkan tujuan penyelenggaraan perindustrian, salah satu dengan membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja; dan sejak 2018 merancang Making Indonesia 4.0, peta jalan terintegrasi guna implementasi strategi memasuki era Revolusi Industri 4.0. Yang mengemuka sejak 2011, ditandai dari meningkatnya konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang makin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi. Dengan lima teknologi utama penopang pembangunan sistem Industry 4.0,nya, yakni yaitu Internet of Things, Artificial I

Sejarah berkata lain. Gagal terwujud nun upaya rintisan telah terbesut era Ridho, estafet perjuangan mewujudkan cita mulia terbangunnya politeknik industri berbasis
agroindustri di Bumi Ruwa Jurai, kembali diurai jerihnya di era Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.

Tercatat, genap lima bulan kurang lima hari usai dilantik sebagai Gubernur Lampung 2019-2024 pada 12 Juni 2019, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat menjamu Kepala BPSMDI Kemenperin (saat itu) Eko SA Cahyanto, di ruang kerjanya 7 November 2019, mendesakkan aspirasi daerah ini agar Kemenperin wujudkan pendirian politeknik tersebut di Lampung di tahun 2020.

Gubernur Arinal berujar, Pemprov Lampung mendukung langkah BPSMDI Kemenperin dirikan politeknik industri agro di Lampung. Dia menyebutnya pilihan tepat karena dua potensi: sumber daya alam, SDM Lampung luar biasa besarnya. Gubernur latar insinyur pertanian itu berharap kehadiran politeknik pendidikan vokasi industri ini kelak dapat melahirkan SDM terampil siap kerja dan mampu mencetak talenta pengusaha muda hingga dapat jadi solusi pengangguran dan kemiskinan di Lampung.

Pesan dia, agar kurikulum politeknik kelak sejalan dengan eksisting industri yang ada di Indonesia saat ini khususnya subsektor agroindustri di Lampung, agar komoditas pertanian hortikultura unggulan Lampung seperti kopi atau kakao lebih berkembang.

Demi menanggapi atensi, tekad, cita luhur serta besaran harapan gubernur, Kepala BPSMDI Kemenperin Eko SA Cahyanto menggarisbawahi, Lampung adalah daerah prioritas dibangun politeknik industri. Salah satu alasan, SDM di Lampung cukup besar.

“Karena itu kami ingin dorong peningkatan kualitasnya dengan hadirnya politeknik pendidikan vokasi hingga mampu dukung kebutuhan industri di Lampung. Kini progres pendiriannya masih tahap finalisasi kajian agar nanti pendidikan vokasi ini “link and match” dengan kebutuhan industri untuk dilakukan penyelarasan kurikulum, tenaga pengajar maupun peralatan praktikum,” beber Eko, kini menjabat Dirjen Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kemenperin ini.

Saat itu jabar Eko, paling tidak pada 2020 politeknik industri berbasis agro diharap telah berdiri dengan prodi Diploma 1 (D1) sebelum ditingkatkan jadi D3. Rencana prodi dibuka: prodi mesin dan peralatan, dan prodi kimia analisis untuk penjaminan mutu pangan. Sistem pendidikan dual-system, mahasiswa belajar di kelas, juga praktek kerja lapangan tiap semesternya.

Sayangnya, “dalam waktu dekat”, lagi-lagi menjadi mantra sakti, pun Eko saat itu, kala didesak wartawan soal timeline-nya. Dia seolah hanya mengulang penjelasan Sekjen Haris Munandar saat bertemu gubernur sebelumnya, pada 30 November 2018.

Bahwa, Lampung akan segera memiliki unit pendidikan tinggi vokasi demi mendorong pengembangan SDM terutama SDM industri seperti harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dari itu “Kami prioritaskan bangun politeknik industri berbasis agro di Provinsi Lampung,” papar Eko kepada awak media.

Pun kala dicecar soal lokasi pembangunan, dia belum bisa memastikan. Pihaknya minta kesediaan Pemprov Lampung menyiapkan. “Sedang disiapkan Pemprov Lampung. Usai finalisasi kajian akan dipastikan luas berapa, lokasi dimana, termasuk perkembangan prodinya di sana,” tukas Eko kala itu.

Dalam perkembangannya kini, sembari menanti realisasi, Pemprov seperti pernah Gubernur Arinal sampaikan diwakili oleh Sekprov Lampung Fahrizal Darminto saat membuka Rapat Koordinasi dan Evaluasi Rencana Pembangunan Kawasan Industri Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung di satu hotel berbintang bilangan Enggal Bandarlampung 16 November 2021, terus me-ngebut percepatan penatalaksanaan pembangunan empat kawasan industri yang masuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Baca Juga:  Henry Yoso, Arinal Djunaidi dan Mukhlis Basri Hadiri Akad Nikah Nunik - Erry

Keempatnya “Kawasan Industri Way Pisang, Kawasan Industri Tanggamus, Kawasan Industri Terpadu Pesawaran, dan Kawasan Industri Katibung Lampung Selatan,” rinci Sekprov Fahrizal yang juga Ketua Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) Lampung itu membacakan pidato gubernur.

Gubernur meminta empat Pemkab pemilik lokasi kawasan industri itu berperan aktif, lebih giat lagi merealisasikannya, bagi yang belum agar dapat menyusun-rencanakan, ambil langkah strategis wujudkan kawasan industri di daerahnya, demi pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah yang tinggi.

Dalam paparannya saat rakor, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Lampung, Elvira Umihanni, menerangkan, dalam dokumen Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Lampung Nomor 13/2016, ada enam kabupaten dan sembilan rencana Kawasan Industri di Lampung yang telah terencana pembangunan kawasan industri.

Lampung Selatan ada tiga, lalu Tanggamus, Lampung Tengah, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Mesuji, dan Way Kanan masing-masing satu kawasan industri.
Selain, ada satu kabupaten yang rencana pembangunan kawasan industrinya belum tertuang di RPIP Lampung, yaitu Pesawaran.

“Pembangunan kawasan industri di Lampung, upaya mengembangkan industri berwawasan lingkungan, terletak dalam satu hamparan, demi dorong peningkatan pertumbuhan ekonomi tinggi dan berdaya saing, menyebar merata ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta berkesinambungan,” ujar Elvira.

Pengingat, Kawasan Industri ialah tempat pemusatan kegiatan industri, dilengkapi sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola perusahaan kawasan industri. Tujuan terbentuknya kawasan industri ini mendorong ragam kegiatan industri berlokasi di satu wilayah.

“Pembangunan kawasan industri memiliki kepastian lokasi, disesuaikan Rencana Tata Ruang Wilayah, mensinergikan perencanaan dan pembangunan infrastruktur industri, infrastruktur dasar, infrastruktur penunjang, dan sarana penunjang kawasan industri,” urai Elvira, birokrat hijabers yang pernah lama tugas di Bappeda Lampung.

Tak lengkap rasanya, bila tak mendengar sambung rasa dari kalangan dunia usaha dan industrialis provinsi lokomotif pertanian agrobisnis agroindustri ini, baik terkait pembangunan kawasan industri tersebut, alih-alih pembangunan politeknik industri.

Bukannya apa, pasalnya dunia usaha dan industri-lah sejatinya yang kedepan bakal menikmati selanjutnya berkontribusi dalam merawat, menjaga, dan memajukannya. Merekalah, yang bakal diuntungkan. Kelak.

Dan terkait komitmen, dukungan, segala macam bentuk piranti partisipasi, jendela lebarnya terbuka. Benarkah? “Ya, itu tentu sudah pasti ya. Sepanjang ekosistem usaha dan industri dilibatkan dalam proses kreatif, sepanjang kami diajak bersama kolaborator ekosistem inovasi pentaheliks plus lainnya hingga tapak hilirisasi industrinya,” beber Ketua Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Lampung, Ary Meizari Alfian.

Apa kontribusi nyata yang bisa digarap? “Ikut beri pokok pikiran, penjajakan peluang investasi, serapan lapangan kerja, link and match, Kampus Merdeka, sampai pada bagaimana pemajuan pasca. Intinya kami siap sedia. Jika bukan kita siapa lagi, jika bukan sekarang kapan lagi,” ujar Ary melalui sambungan telepon, Kamis (13/1/2022) pagi. Pernyataan Ary ini, sinyal positif.

Secara, selain SMK-SMTI Bandarlampung, yang membersamai SMK-SMTI Banda Aceh Nangroe Aceh Darussalam, SMK-SMAK Padang dan SMK-SMTI Padang Sumatera Barat, SMK-SMAK Bogor Jawa Barat, SMK-SMTI Yogyakarta, SMK-SMTI Pontianak Kalimantan Barat, SMK-SMAK Makassar dan SMK-SMTI Makassar, Sulawesi Selatan, di Lampung telah beberapa warsa ini tegak berdiri, Institut Teknologi Sumatera (Itera). Namun, ini PTN ranah Kemendikbudristek.

Sehingga, secara eksponensial, upaya gigih cenderung “ngotot”, kata lain kengototan Pemprov Lampung dalam mewujudkan realisasi pembangunan politeknik industri berbasis agro yang dinilai banyak pihak cocok dengan bentang spasial rupabumi Lampung dengan segenap bentang kendala dan bentang keunggulan kompetitif dan komparatifnya, maka kengototan tersebut menjadi kengototan yang “khelau temon”.

Layak didukung? Pastinya. Pers Lampung juga diharapkan semestinya pulalah turut kompak mendesakkan ini, bagian daripada upaya pembangunan daerah tercinta.

Dan sejatinya, menimbang urgensi dua pokok bekal: kawasan, dan politeknik industri berbasis agro di Lampung ini, bukan mustahil didukung termasuk oleh kalangan pengusaha dan industrialis sini, demi turut gelorakan penunaian hingga terealisasi perjuangannya, pewarta ajak pembaca, kepada Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, tiada salahnya berikan dia hanya ada satu kata: semangat!

Ganbatte Kudasai! [red/Muzzamil]

 459 kali dilihat

Tagged